Selasa, 11 Januari 2011

SEMBAHYANG XIA YUAN


Oleh: Ws. Darmadi Slamet B. Sc.

Sembahyang XIA YUAN dilakukan pada tanggal 15 bulan X Imlek sebagai saat mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Sembahyang panen terakhir menjelang musim dingin tiba di belahan bumi bagian utara, adalah merupakan tradisi bagi masyarakat agraris. Sejak jaman dahulu melakukan ritual atas hasil panen yang berlimpah, bukan hanya dilakukan oleh umat Khonghucu saja, melainkan juga dilakukan oleh masyarakat agraris di berbagai tempat, antara lain di Amerika yang dikenal dengan istilah Thanksgiving yang dilaksanakan pada hari Kamis minggu ke-4 di bulan November, sedangkan di Kanada Thanksgiving dilakukan pada hari Senin minggu ke-2 di bulan Oktober, yang mana merupakan Harvest Festival, guna menyampaikan puji syukur dan terima kasih atas panen berlimpah karunia TuhanYang Maha Esa.

Seiring perkembangan jaman, aktivitas manusia semakin meluas, terutama bagi masyarakat perkotaan, yang tidak hanya menjalankan kegiatan pertanian atau pengolahan lahan, melainkan meluas memasuki sektor perdagangan, industri atau bahkan jasa, yang mana sepintas memang nampak tidak berhubungan langsung dengan alam, akan tetapi, sesungguhnya kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan alam lingkungan selaku habitat, tempat tinggal, yang melambangkan sempurnanya karunia Tuhan atas alam dan segenap mahluk hidup. Maha Kasih Tuhan yang dipancarkan lewat semesta alam, bumi dengan kesuburannya, sehingga segenap mahluk terpelihara, matahari, bulan, dan bintang tertib beredar, musim silih berganti. Semuanya menunjukkan Maha Mulia dan Maha Abadi hukum Tuhan, menjadikan manusia insan berbudi sadar untuk satya dan berbakti, sadar akan kewajiban melaksanakan ibadah dan tekun melakukan sembahyang.

Sembayang terkait dengan alam semesta, berhubungan dengan SAN GUAN, yaitu TIAN GUAN, REN GUAN, dan DI GUAN (Tuhan, Manusia, dan Alam Semesta). Sebagaimana kita ketahui bahwa sembahyang yang berhubungan dengan alam semesta sepanjang tahun terdapat 3 tahap, yaitu:

1.     SHANG YUAN, pada tanggal 15 bulan I YIN LI
Sebagai sembahyang mulai siklus kehidupan tahunan dengan mulai bercocok-tanam. Dalam hubungan dengan TIAN GUAN, yaitu mohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa agar dapat bekerja dengan bijak, jauh dari segala rintangan, SHANG YUAN disebut pula YUAN XIAO JIE, yang mana masyarakat saat ini lebih menitikberatkan sebagai acara penutupan tahun baru Imlek, dengan hidangan ayam opor & lontong, yang disebut LONTONG CAP GOMEH, dan berbagai acara perayaan, atraksi kesenian, lomba karaoke, dll, yang justru semakin jauh dari makna SHANG YUAN yang sesungguhnya.

2.     ZHONG YUAN, pada tanggal 15 bulan VII YIN LI
Sebagai sembahyang kepada arwah leluhur. Sujud hormat kepada leluhur dan sanak keluarga yang telah mendahului amat penting untuk menuju dan merawat semangat berbakti yang menjadi pokok tumbuhnya berbagai benih-benih kebajikan sebagai bekal modal dasar dalam pengelolaan bumi yang meliputi kehidupan sosial dunia maupun akhirat. Dalam tata masyarakat yang semakin berkembang di tengah siklus kehidupan tahunan, seringkali dikatakan bahwa bulan VII adalah bulan Setan. Ritual ZHONG YUAN bukanlah ritual kepada setan, melainkan penghayatan serta penunjukan rasa cinta kasih kepada sesama, mohon petunjuk kepada leluhur sekalipun telah jauh, dan rasa bakti mendekatkan kita satu sama lain dalam memperoleh bimbingan Tuhan  Yang Maha Esa.
Kepada manusia yang mampu membina diri, menempuh jalan suci, kepadanyalah diturunkan segala berkat dan beroleh kesempurnaan dan keselamatan hidupnya, baik kini maupun setelah kehidupan ini, karena beroleh jalinan yang indah kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia, yang mana manusia adalah mahluk sosial yang hidup saling tolong-menolong, saling melengkapi satu sama lain. Jangan sampai hanya demi kepentingan sesaat atau perseorangan, sampai merusak alam, merusak tata kehidupan yang ada. Hendaklah manusia selalu mawas diri, bagaimana para leluhur yang telah mewariskan alam kepada kita, yang selanjutnya kita berkewajiban untuk menjaga dan menyerahkan kepada anak cucu.

3.     XIA YUAN, pada tanggal 15 bulan X YIN LI
Sebagai sembahyang panen terakhir menjelang musim dingin. Sebagai ungkapan rasa syukur atas segala berkah dan karunia panen terakhir tahun berjalan di akhir siklus kehidupan tahunan.
Sembahyang XIA YUAN yang melambangkan sempurnanya Tuhan dan kemurahan hati menurunkan berkah melalui alam dalam setahun, yang mana perlu dihayati hikmahnya dan dilakukan sepenuh iman diikuti oleh pelaksanaan sepenuh pengabdian dan tingkah laku berlandaskan kebajikan, yang mana akan memperoleh berkah karunia Tuhan Yang Maha Esa melalui Malaikat Bumi FU DE ZHENG SHEN, selaku malaikat utusan Tuhan pengawas dan penilik alam semesta.

Timbul pertanyaan bahwa ZHONG QIU JIE yang diperingati setiap tanggal 15 bulan VIII YIN LI adalah penghormatan bagi Malaikat Bumi FU DE ZHENG SHEN.
Manakah yang lebih bermakna bila dibandingkan dengan sembahyang XIA YUAN? Apakah keduanya memiliki makna pengertian yang sama? Apa perbedaannya?


ZHONG QIU JIE adalah salah satu ritual kepada Tuhan terkait sembahyang empat musim, semi, panas, gugur, dan dingin, yang disebut YUE CI, ZHENG, CHANG. Sembahyang CHANG atau ZHONG QIU JIE dilaksanakan pada saat alam semesta dalam kedudukan yang harmonis, sehingga dipercaya sebagai keadaan dengan aura terbaik untuk memanjatkan doa dan harapan, juga dibarengi dengan ungkapan syukur pada alam semesta, terutama bumi yang telah memberi wahana penunjang kehidupan. Sebagai ritual yang telah ada sejak jaman dahulu oleh kondisi setempat, jatuh pada pertengahan musim gugur tanggal 15 bulan VIII YIN LI. Ritual dalam kaitan azas imani FU DE ZHENG SHEN, sehingga beroleh rejeki atas kebajikan insani dalam kehidupan rohani maupun duniawi, sehingga juga diperingati hari FU DE ZHENG SHEN.

Sedangkan XIA YUAN jelas memiliki pengertian yang berbeda, tak jauh dari Thanksgiving atau Harvest Festival, yang merupakan saat ucap puji syukur atas panen yang terakhir tahun berjalan, yang mana terkait dengan alam semesta dengan tiga hubungan SAN GUAN, yaitu TIAN GUAN (Tuhan), REN GUAN (Manusia), dan DI GUAN (Alam Semesta).



---

Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN)
Khongcu Bio - Jl. Bisma No. 5 – Denpasar

---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar